MENGENAI INTERNET EXPLORER

Posted by : Unknown di 5:34:00 AM 0 Comments


Tugas Pertama TIK



Internet Explorer





       A. Sejarah Internet Explorer

 Proyek Internet Explorer dimulai sejak musim panas tahun 1994 oleh Thomas Reardon menggunakan kode sumber dari Spyglass, Inc. Mosaic,sebuah peramban web komersil baru. Di akhir 1994, Microsoft melisensikan Spyglass Mosaic.
 Windows Internet Explorer yang sebelumnya dikenal sebagai Microsoft Internet Explorer, disingkat IE atau MSIE adalah sebuah peramban web dan perangkat lunak tak bebas yang gratis dari Microsoft, dan disertakan dalam setiap rilis sistem operasi Microsoft Windows sejak 1995. Pada mulanya, Internet Explorer dirilis sebagai bagian dari paket Plus for Windows 95 (Inggris) pada saat itu.
            Internet Explorer digunakan secara luas sejak tahun 1999, meliputi 95% dari keseluruhan penggunaan peramban web selama tahun 2002 hingga tahun 2003 dengan Internet Explorer 5 dan Internet Explorer 6. Lama kelamaan, ia kehilangan pangsa pasar sejak terlibat dengan kompetisi peramban web, dan kini meliputi 55,92%. Microsoft telah menghabiskan dana hingga 100 juta dolar per tahun untuk mengembangkan Internet Explorer di tahun 1990an, dengan 1.000 orang yang bekerja di dalamnya.


       B. Perkembangan Internet Explorer

Di awal tahun 1990, di awal sejarah hingga sampai ke dalam Dunia Web yang luas sungguh sangat memprihatinkan karena pemakai yang relatif sedikit dalam berhubungan dengan jaringan global ini. Mereka memakai aneka-rupa membagikan perangkat lain dan perangkat halus bagi Microsoft Windows® dengan membedah sistem.
Pada tahun 1995, Microsoft mengadakan Strategi Internet sehari dan mengumumkan janjinya dengan menambahkan kemampuan Internet pada semua produknya. Di fulfillment pengumuman itu, Microsoft Internet Explorer tiba sebagai baik graphical Jaringan browser maupun nama untuk seset teknologi.

Internet Explorer 1.0 1995

Pada Juli 1995, Microsoft mengeluarkan Windows dengan menjalankan sistem, yang memasukkan bantuan yang terpasang dengan tombol penyetel ke atas untuk menciptakan jaringan kerja dan TCP/IP (Protokol Kontrol Pengiriman/Protokol Internet), karena teknologi pokok berhubungan dengan Internet. Dijelaskan sampai pada kepentingan umum yang semakin meningkat di Internet, Microsoft menciptakan dan menambahkan hingga sampai dengan sistem yang menjalankan dan menganggap Internet Explorer 1.0. Debut waktu Windows 95 dengan Internet Explorer, menjadikan Internet Explorer menjadi lebih banyak lagi dicapai bagi banyak orang.
Teknologi Internet Explorer semula dikapalkan sebagai Internet Jump start Kit di Microsoft Plus! Untuk Windows 95. Internet Explorer mengganti keperluan karena instalasi manual yang tidak praktis dalam melangkah bila diperlukan oleh banyak shareware browsers.


Internet Explorer 2.0 1995

Pada November 1995, Microsoft mengeluarkan browser terlebih dulu, Internet Explorer 2.0, yang mendukung baik pemakai Windows Macintosh maupun sebanyak 32 bit. Dengan Internet Explorer 2.0 datang beberapa teknologi Internet baru yang menawari pengembangan Jaringan dan perancang kekuasaan untuk mendesain Web Site media yang aman dengan kemampuan pelacakan. Internet Explorer 2. 0 adalah teknologi memperkenalkan Secure Socket Layer (SSL) protokol serta bantuan untuk HTTP, Bahasa Keperagawatian Realiti Maya (VRML), dan Internet newsgroups.

Internet Explorer 3.0 1996

Pada Agustus 1996, Microsoft betul-betul mengeluarkan kembali teknologi Internet Explorer, yang termasuk dengan roman revolusioner untuk waktu. Didesain untuk Windows 95, Internet Explorer 3.0 adalah teknologi yang menawari bagian yang berguna dan dengan segera dapat menarik pemakai, termasuk Pos Internet dan Berita 1.0 dan Windows Address Book. Dan bertambah, Microsoft NetMeeting® dan Windows Media Player. Sekarang Internet Explorer browser bisa mendasar pada berkas GIF dan JPG, memainkan berkas baik pada MIDI, dan bermain dengan mengakases audio berbaris tanpa bantuan. Bagi pengembangan Jaringan, teknologi Internet Explorer 3.0 mengantarkan model dengan menyusun secara fleksibel dan dengan pilihan bahasa yang dikembangkan. Perancang jaringan juga menerima hasil yang lebih bisa ditebak, terimaksih kepada Cascading Style Sheets (CSS). Moreoever, Internet Explorer 3.0 yang didesain untuk memperbolehkan pengembang Jaringan memperpanjangnya dengan mudah pada waktu ketika ukuran Internet sedang cepat berkembang.

Internet Explorer 4.0 1997

Desain dari Windows 95, Windows 98, dan Windows NT®, teknologi Internet Explorer 4.0 adalah ibarat seorang pemain depan dengan langkah berarti. Bagi pengembang Jaringan, tambahan Dynamic HTML (DHTML) menandakan langkah berikutnya di pola Jaringan. DHTML memberi pengembang Jaringan lebih banyak kontrol tentang isi dan gaya yang membuat kesempatan yang dulunya sudah mungkin hanya dengan lamaran perangkat halus.

Internet Explorer 5.0 1998

Pada September 1998 pembebasan teknologi Internet Explorer 5.0, pengembang dapat mampu untuk mendesain beberapa Jaringan yang lebih spesifik. Kemampuan DHTML diperluas, memberikan pengembangan Jaringan lebih banyak keluesan dan tenaga untuk membuat Web Site interaktif.
Sekarang personalisasi menjadi fokus pokok sewaktu  Jaringan yang berpusat di DHTML muncul. Pemakai dapat menemui jaringan yang ada di Web— misalnya, laporan biaya secara otomatis bisa membentuk sendiri berdasarkan tempat personalisasi pemakai. Dengan kemampuan menyusun yang diperluas, teknologi Internet Explorer 5.0 menolong penerima tamu pada era baru perdagangan.


Internet Explorer 6 2001

Teknologi Internet Explorer 6 dikeluarkan dengan Windows XP pada tahun 2001 secara lebih pribadi, dan dapat diandalkan, dengan teknologi yang fleksibel daripada versi sebelumnya. Karena kebebasan pribadi dan keamanan sudah menjadi prioritas pelanggan, Microsoft menggunakan alat yang dapat menyangga Platform for Privacy Preferences (P3P), teknologi yang dikembangkan oleh World Wide Web Consortium (W3C). Dari pemakai rumah yang dengan sederhana melihat-lihat isi pada Jaringan, dan administrator menyebarkan serta mengurusi beberapa teknologi Internet Windows, kepada pengembang Jaringan yang memberikan isi Jaringan, teknologi Internet Explorer 6 menyediakan kebebasan untuk mendapatkan yang terbaik dari Internet.
       C. Kelebihan Internet Explorer

  •  Menyediakan add-ons, walaupun tidak sebanyak Firefox
  •     Khusus IE8, tampilannya lebih elegan dan menarik.
  •     Bagi pengguna Windows Live maka akan dimanjakan dengan tab bookmark yang terhubung ke fitur-fitur milik Windows Live. 
  •     Bisa dipasang Google Chrome Frame agar lebih cepat.

       D. Kekurangan Internet Explorer

  •  Gagal membaca script dibeberapa halaman situs (khususnya CSS).
  •     Agak berat saat start awal dan saat membuka tab baru.
  •     Terlalu banyak menu atau command bar,sehingga bagi orang awam akan sedikit membingungkan dan terkesan kurang praktis,tapi bisa dimodifikasi.







CERPEN

Posted by : Unknown di 7:34:00 PM 0 Comments



Penderitaan di Masa Kecilku
Gamelia Sabarani

Angin sore telah berhembusan, mentari yang berada di sebelah barat tak lama seakan – akan hilang di telan bumi. Aku yang saat itu masih tak tau apa-apa asyik bermain dan bersedagurau dengan kembaranku sendiri dengan di awasin seorang perempuan yang bernama Mbak Ratmi, ia sengaja bekerja di rumahku untuk merawat dan menjagaku dan kembaranku saat melakukan aktivitas sehari-hari. Suara adzan tak kusadari telah berkumandang dengan sekeras mungkin. Aku yang tak lelah bermain akhirnya terhenti juga kerena telah terjadi suatu kejadian yang menimpaku. Kembaranku yang asyik berbicang-bicang dengan mbak Ratmi pun akhinya juga berubah dengan wajah isak tangisan yang tak tega melihatku. Memang saat itu aku terjatuh dari kursi yang kupanjati saat bermain bersama kembaranku, pada waktu itu Mbak Ratmi yang juga asyik berbicara dengan kembaranku tak tau aku terjatuh dari kursi, padahal ia berada disampingku dan seoalah-olah ia tak sadar kejadian apa yang barusan menimpaku ini. “Aaaaa, mama ayah aku terjatuh.” Dengan berteriak dan menagis sekeras mungkin. Aku yang masih mungil dengan rambut keritingku itu sudah tak ada daya dan menangis sekeras mungkin karena terjatuh dari kursi panjang yang terlentang di depan rumah. Kedua orang tuaku panik melihatku yang terus-terusan menangis kesakitan. “Kenapa nak, tenang jangan menangis, nanti kalau kamu menangis terus sakitnya tambah parah.” Dengan lembut ayah mengatakan rayuan itu kepadaku.

            Tanpa banyak pikir, ayahku lekas memanggilkan tukang pijat agar kedua tanganku tidak patah dan tidak terjadi apa-apa pada anggota badanku. Dengan kelincahannya si tukang pijat ia memijat tangan – tanganku, kaki ku, dan anggota tubuh yang lain yang menurutnya aku merasa sakit. Namun saat itu aku merasa tidak puas dengan pijatan si tukang pijat, dan aku merasa agak aneh melihat keadaanku. Setelah beberapa hari berjalan, tenyata rasa sakitku tak sembuh-sembuh, aku merasa kesakitan pada kedua tanganku, terutama pada tangan bagian kiri. Mungkin mamaku yang lebih tahu kondisiku lebih banyak berniat langsung memerikasakanku ke beberapa Rumah Sakit untuk mengetahui lebih lanjut apa yang sebenarnya terjadi padaku.

Aku yang tak tau apa-apa hanya bisa mengikuti perintah mamaku. Rasa bingung selalu muncul di benak hatiku yang kecil ini. Kembaranku yang selalu bersamaku kini wajahnya terlihat selalu suram karena sering kutinggal pergi untuk mengobati rasa sakit yang ada di tanganku ini. Rumah Sakit satu demi satu telah kulewati, dengan berfikir panjang, mamaku mencoba untuk berpaling pada satu Rumah Sakit saja, agar tahu bagaimana sebenarnya keaadaanku saat ini. Dokterpun telah memeriksaku dengan teliti dan hati-hati. Dengan kepastian yang benar , Dokter mengatakan aku terkena patah tulang hasta bagian tangan kiri. Mamaku sangat tidak percaya dengan kejadian itu. Dan aku hanya meratapi tubuh mama yang kelihatannya lemas karena kasihan kepadaku yang tangan kiri nya terpaksa harus  menjalani operasi. Kedua orang tuaku menyesal sekali kerena mereka tak bisa ikut menjagaku saat aku bermain.

Hari demi hari tak terasa cepat berganti dan aku pun juga melewati hari – hariku untuk pergi ke Rumah Sakit. Mama ku tak lelah mengantarkanku berobat. Pada akhirnya aku menjalani tahap pertama pengobatanku agar lekas sembuh. Pada tahap itu aku merasa agak ragu dengan sesuatu yang berwarna putih di balutkan ke tangan kiriku. Sesuatu itu ternyata bernama gips. Dan ternyata di tanganku telah terpasang platina yang berfungsi untuk menyambung tulang hastaku yang patah. Aku yang masih berumur tak kurang 4 tahunpun tetap menganut semua perintah mama dan sesekali aku selalu menangis kesakitan. Waktu itu operasi yang pertama telah kulalui dengan tahap-tahap yang telah disarankan oleh dokter, namun tak ada hasil yang ku peroleh. Sakitku tambah parah karena ulah si tukang pijat saat memijatku yang terlalu berlebihan. Mungkin juga ini cobaan dari Tuhan untukku agar tidak nakal lagi saat bermain. Kedua orang tuaku sudah ikhlas bahwa tahap operasi pertama tak berhasil, namun hal ini bukan menjadi halangan bagi mereka untuk berjanji menyembuhkanku.

Akhirnya Mama dan Ayah berusaha untuk tetap memeriksakanku ke Rumah Sakit itu saja dengan menunggu keputusan-keputusan dari Dokter. Tahap operasi kedua kelihatannya sama juga dengan tahap operasi pertama, dengan pelepasan platina yang telah terpasang, tahap ini sebenarnya cukup bagus dengan berbagai macam saran yang di berikan Dokter, namun fasilitas yang ada belum memadai dan  Dokter bedah yang ada di Rumah Sakit itu kurang berpengalaman, sehingga tahap penyembuhan berjalan tidak dengan sempurna. Dan aku terkena infeksi, yang membuatku tidak sembuh melainkan harus operasi pasang platina lagi. Dengan melihat keadaan ini, mamaku berusaha untuk berpindah Rumah Sakit, yang dituju bukanlah Sidoarjo melainnkan Kota Surabaya yang menurut mama peralatan dan tenaga ahli dokternya terjamin. Dan tidak akan terjadi kesalahan lagi seperti operasi-operasi yang sebelumnya telah kujalani.

Setelah beberapa kali menginap disana, aku terasa bosan dan jenuh dengan apa yang selalu dilakukan oleh dokter. Kembaranku telah dititipkan kepada tetangga jauhku, karena tak ada yang merawatnya dan mengurusinya, semua berpaling kepadaku dan tetap fokus berusaha untuk menyembuhkanku agar tangan kiriku sembuh seperti tangan anak-anak yang seumurnya. Dalam hati kecilku masih mempunyai rasa iba kepada kembaranku, karena aku dia tak mendapat kasih sayang dari ayah dan mama layaknya seperti aku yang selalu di manjakan olehnya. Waktu berlalu seiring berjalannya hari demi hari. Mamaku berniat mengajakku ke sebuah Rumah Sakit di Dr. Sutomo yang ada di Surabaya. Mama mengajakku untuk melalukan tahap operasi yang ketiga, yaitu memasang kembali platina baru ke tanganku karena platina pada operasi pertama tidak berhasil, malah membuat infeksi pada tangan kiriku. Rawat inap sudah biasa kujalani untuk melakukan operasi. Dan pada operasi ketiga ini aku berharap sekali untuk berhasil, agar aku cepat sembuh. Waktu itu aku di tempatkan di sebuah kamar yang seperti surga bagiku. Kasur yang empuk dengan AC yang menempel di dinding, dilengkapi TV yang besar juga penerangan yang sangat indah dan terang, pemandangan indahpun  telah terpampang indah di luar kamar inapku. Aku merasa senang berada di kamar itu, aku seperti tak dioperasi melainkan seperti berliburan ke suatu tempat yang tak pernah kukunjungi. Ya, nama kamar itu adalah Graha Amerta yang sering disebut orang – orang kamarnya pejabat. Semua penyakit bisa teratasi jika telah memasuki kamar itu dan apalagi telah memasuki Rumah Sakit itu. Aku senang sekali, rasanya tak ingin pulang dan ingin tinggal disitu selamanya.

Namun tak lama kemudian di dalam semua kesenanganku pasti ada penderitaanku yang datang. Yaitu kamar indahku tlah terganti dengan kamar yang menurutku lebih buruk dari kamar yang pertama kutempati itu. Tak tahu karena apa aku bisa terpindah dari kamar itu. Yang ku tahu hanay tiba-tiba kursi dorong telah menjemputku dan rasanya aku tak akan kembali lagi di kamar surgaku ini. Ternyata dugaanku benar aku dipindah ke tempat yang lebih kecil daripada kamar yang sebelumnya kutempati. Dengan rasa sendih hatiku telah tersakiti. Aku tak mau menangis lagi karena, aku kasihan melihat kedua orang tuaku jika aku terlalu sering menangis. Aku hanya bersikap bingung dan bertanya-tanya kepada kedua orang tuaku untuk menutupi rasa sedihku ini. “Mama kenapa aku pindah kamar, aku pengen di kamar yang tadi aja.” Dengan manja aku bertanya kepada mama. “Tidak papa nak, jangan sedih, kamu dianggap dokter sudah sembuh mangkanya kamu dipindahkan ke tempat ini.” Dengan rayuannya mama mengatakan itu. Dengan kenyataan ini aku tetap bersyukur karena orang tuaku telah berusaha agar aku sembuh, jadi aku harus menganut apa yang harus aku lakukan.

Saat aku berada di kamar itu rasanya tidak nyaman sekali, kamar yang sudah dibagi dua, lampu yang menempel sangat redup begitu pula juga tak ada AC dan TV yang sangat kecil. Semua itu bertolak belakang dengan kamar yang telah kutempati sebelumnya. Dan aku sudah sadar, kenapa aku ingin kembali ke kamar sebelumnya, padahal aku kan sudah sembuh dan tinggal menjalani operasi pelepasan platina. Hari-hari menuju kesembuhanku semakin dekat, justru aku harus semakin senang karena bisa kembali bertemu dan berkumpul kembali dengan kembaranku.
Ternyata tanpa kusadari hari telah cepat berjalan, waktu operasi keempatku telah tiba dengan jadwal pelepasan platina yang ada di tangan hasta kiriku. Waktu itu banyak keluargaku yang mengantarkanku pergi untuk mengantarkanku operasi yang terakhir ini. Merekapun berharap agar operasi ini berhasil. Tapi aku masih ragu dan trauma karena membayangkan gagalnya operasi yang kedua, aku takut kalau operasi kali ini akan gagal juga, namun aku tak boleh seperti ini , dan aku tetap harus menghapi semua ini. Operasi ini mungkin berjalan dengan lancar tetapi tidak tahu kenapa tiba-tiba aku tak mau di operasi. Padahal sebelumnya aku telah berjanji pada mama bahwa hari ini aku mau dioperasi yang ke sekian kalinya.

Saatku memasuki ruang operasi rasanya tempat ini sudah tidak asing bagiku, aku merasa takut  dan merinding jika memasuki tempat yang seperti ini. Karena aku terlalu sering ku mengunjungi tempat dengan suasana yang seperti ini. Hatiku sangat berdebar-debar, Dokter dan banyak suster yang telah mempersiapkan semua peralatan untuk proses operasiku. Aku tak tinggal diam, aku menagis sekeras mungkin karena pasti setelah ini aku akan di bius dengan aroma rasa yang tidak kusukai. Ayah dan mama berusaha menenangkanku agar aku bisa diam dan segera bisa di bius untuk di operasi. Aku tetap tak mau jika di bius dengan itu. Aku maunya pulang, dan tak mau ti tempat ini lagi. Apa boleh buat, Dokter melihatku seperti ini rewel dan tidak menganut oleh rayuan – rayuan, akhirnya ia menyuruh suster untuk mengambil boneka tingki wingki di sebuah lemari, sebuah boneka dari kartun kesukaanku. Dan akhirnya aku tergoda untuk memainkannya. Tanpa kusadari, Dokter dan para susternya langsung memberikanku sebuah bius, dan akhirnya operasi telah berjalan.

Aku sadar pada saat operasi telah berjalan dengan lancar. Ayah dan mamaku telah menungguku di sebelahku. Aku masih bingung, seperti ada yang berubah dengan aku. “Mama tanganku kok seperti ini ?” Tanyaku dengan perasaan yang aneh. “Selamat ya nak, tanganmu kini sudah seperti dulu lagi, cuman tanganmu masih beda sedikit aja kok.” Dengan kegembiraannya mama megucapkannya kepadaku. “Tak apa-apa maa, yang penting aku nggak di bius lagi meskipun dengan rasa strawberi atau jeruk pokoknya aku tidak mau lagi.” Dengan cemberut aku mengatakan semua perasaanku kepada mama. Dengan bergurau ayah berkata,”Tadi kata Doker sudah pakai rasa strawbery, gimana rasanya enak kan ?” “Enak sedikit yah.” Kataku dengan tertawa. Akhirnya di dalam suatu penderitaanku pasti akan hadir sebuah kebahagiaanku. Aku, Ayah, dan Mama dengan keluargaku yang telah mengantarkanku senang sekali karena alhamdulillah operasi yang terakhir berhasil dengan lancar. Dan semua keluargaku berencana untuk makan-makan bersama di sebuah tempat makan. Aku juga sangat senang sekali karena aku telah bebas dari Rumah Sakit yang selalu memerintah dan mengaturku. Dan kini aku juga bisa bertemu dengan saudara kembaranku untuk berkumpul kembali.

Namun, nasib Mbak  Ratmi sangat malang, kelihatannya ia tidak bekerja lagi di Rumahku untuk menemani dan menjagaku lagi. Karena ayah dan mama tidak suka sikapnya, ia telah lalai untuk menjagaku, sebenarnya kalau ia tak teledor untuk mengawasiku aku tidak akan terjatuh dari kursi. Dan mama dan ayah mungkin sudah mencarikan penggantinya yang siap melayaniku dan kembaranku.

Dan dengan keadaan ini aku akan menjalani hidup di dunia. Aku harus tetap mensyukurinya, meskipun beberapa bulan setelah operasi, tanganku harus digendong agar tetap aman dan tidak akan terjadi apa-apa padaku. Serta meskipun ayah dan mama telah melarangku untuk besekolah, aku tetap memaksanya agar aku bisa mengikuti pelajaran di awal aku bersekolah ini yaitu di TK A. Sehingga aku tak akan tertinggal, dan aku ini ingin menjadi seperti kembaranku maupun anak yang seumuranku.




 

Pidato Hari Pahlawan

Posted by : Unknown di 6:26:00 AM 0 Comments



Pidato Pahlawan 
Gamelia Sabarani H

Assalamualaikum Wr. Wb
Yang terhormat kepada Ibu Nanik Pudjiati selaku wali kelas 9-5
Dan  teman – teman 9-5 yang berbahagia

Sebelumnya marilah kita sampaikan puji syukur kepada Allah SWT, karena karunia yang telah diberikan-Nya sehingga kita dapat bertemu dan berkumpul di pagi yang cerah ini pada acara peringatan Hari Pahlawan yang ke-58.
Semoga shalawat dan salam juga senantiasa tercurahkan kepada pembimbing kita Nabi Muhammad SAW.
Kita tahu bahwa Kota Surabaya adalah kota pahlawan dengan pelopor Bung Tomo yang sering dikenal dengan teriakkannya. Dengan ucapan “Allahuakbar” ia melantangkan kepada seluruh nusantara ini  untuk membakar semangat memperjuangkan Bangsa Indonesia. Dengan bekal bambu runcing dan restu keluarganya pahlawan berjuang melawan penjajah yang bersenjata lengkap. Jika mendengar penjajah bersenjata lengkap dan canggih mungkin secara logika Indonesia akan terkalahkan, namun pernyataan itu salah. Justru Indonesia berhasil mengalahkan penjajah Belanda dengan merobek bendera biru di atas Hotel Yamato. Dengan bekal persatuan dan kesatuan Arek-arek Surabaya maupun masyarakat Indonesia kemerdekaan telah di dapatkan dan usaha yang dilakukanpun tidak sia-sia. Maka dari itu dengan cara membalasnya kita wajib mengenangnya dan selalu mendoakannya agar mereka tenang di alam baka. Amin...
Lima puluh delapan tahun yang lalu, tepatnya tanggal 10 November, hari ini merupakan hari di mana pahlawan telah tempur sampai darah pemnghabisannya demi memperjuangkan bumi pertiwi ini. Dari rumah mereka berangkat dan rela meninggalkan anak istrinya. Mereka melakukan semua ini agar cita-cita Bangsa Indonesia tercapai untuk mencapai  kemerdekaan. Apapun akan mereka lakukan untuk negeri tercinta ini. Karena pilihan “Merdeka atau mati” sudah menjadi  semboyan mereka. Dan zaman dulu seorang laki – laki terasa akan malu jika tidak ikut berjuang melawan penjajah, meskipun pulang hanya membawa nama saja. Karena apa yang diinginkan mereka hanya kata “Merdeka”.
“Merdeka!”, mendengar kata merdeka, bukankah perlu usaha untuk mendapatkannya ? Dan hal ini telah di buktikan oleh pahlawan-pahlawan kita dengan cara berusaha untuk  berjuang. Berjuang meraih masa depan Indonesia jaya dan sejahtera. Pengorbanan pahlawan di seluruh penjuru nusantara membela negara memberantas kekejaman dan penindasan penjajah.
Kini sudah tiba saatnya kita berjuang, berkorban demi bangsa Indonesia tercinta ini dengan memberikan potensi yang kita miliki. Sebagai pelajar kita harus dapat meraih prestasi untuk mengharumkan nama bumi pertiwi. Dengan semangat belajar yang tinggi, mari kita raih cita-cita kemerdekaan dengan membangun masa depan bangsa Indonseia menjadi bangsa yang besar, yang dikagumi seluruh dunia. Dengan sumber daya alam yang melimpah dan kekayaan alam yang luas sebagai anugerah Tuhan, mari kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk kemajuan bangsa ini.
Pada era globalisasi ini, sebagai pelajar, kita harus dapat instropeksi, mawas diri untuk menjadi pelajar yang baik, yang memiliki kemampuan dan motivasi yang tinggi. Sebagai pelajar yang baik kita juga harus memperbaiki sikap dan perbuatan. Kita harus selalu mentaati kedua orang tua kita, juga Bapak/ Ibu guru kita. Kita harus bersikap sopan santun terhadap mereka. Kita harus mengikuti bimbingan dan petunjuk orang tua dan Bapak/Ibu guru, jangan sekali-kali menyakiti hatinya.
Semoga dengan meneladani dan meneruskan jiwa pahlawan kita bisa menjadi pelajar yang berprestasi dan memiliki sikap yang baik. Dengan motivasi yang tinggi kita dapat melakukan hal-hal yang positif untuk mengisi pembangunan bangsa ini. Kita harus berjuang demi kejayaan bangsa Indonsia tercinta.

Demikian pidato yang saya sampaikan, semoga dapat bermanfaat khususnya bagi pribadi saya dan pada umumnya bagi kita semua. Jika ada kekurangan , saya mohon maaf yang sebesar-nya. Saya sampaikan terima kasih atas segala perhatian Ibu Guru dan teman-teman. Akhirnya kata saya ucapkan Assalamu’alaikum Wr Wb.

PUISI

Posted by : Unknown di 6:17:00 AM 0 Comments

Puisi Hari Pahlawan  :) 

GUGUR BUNGAKU DI BUMI PERTIWI
Gamelia Sabarani H

Dimasa muda
Kau kobarkan semangat membaja
10 November 58 tahun yang silam

Terperangah negeri ini menjadi kelam ...

Karena sang penindas yang serakah dan kejam 

            Sosokmu yang kekar berteriak
            Allahuakbar !!!
            Jiwa.. membara seluruh nusantara
            Bersatu padu/menyatukan tekad bersama
            Rebut kembali Surabaya

Merah putih biru menyeruak di angkasa
Sosok kecongkaan pecundang Belanda
Tunjukkan merahmu wahai pemuda
Rebut putihmu untuk kesucian negeri ini
Kibarkan merah putih
Pujaan bangsa Indonesia jaya
Sekali merdeka/tetap merdeka!

           Pahlawanku... tanpa pamrih
kau korbankan jiwa dan raga
Dengan tulus dan ikhlas
Kau basahi pertiwi dengan darah satriamu
Hingga gugur berjatuhan semerbak harum
Banjir... memerah kotaku Surabaya
Tak akan lenyap jasamu dari ingatanku


Pahlawanku...